Umrah 13H, Pemberangkatan Perdana Awal Musim 1447H, 23 Juli 2025
Alhamdulillah, perjalanan umrah perdana awal musim 1447H bersama 40 jamaah HMB dimulai dengan penuh semangat dan kebersamaan
Saya Kartini (TL), merasa bersyukur mendapatkan amanah sebagai Tour Leader yang mendampingi seluruh jamaah selama perjalanan, mulai dari keberangkatan hingga kembali ke tanah air.
Kami memulai perjalanan dengan berkumpul di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Setibanya di bandara, jamaah menerima perlengkapan resmi dari HMB, yang terdiri dari:
Paspor & tiket keberangkatan, ID Card Jamaah, Syal identitas HMB
Seluruh perlengkapan dibagikan secara tertib untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran selama proses keberangkatan.
Setelah itu, kami melanjutkan ke proses check-in dan imigrasi. Alhamdulillah, semua proses berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Tibalah waktu untuk boarding, dan dengan mengucap Bismillah, kami pun take-off, memulai perjalanan suci menuju Tanah Haram.
Setelah proses boarding yang lancar, kami menempuh perjalanan udara selama kurang lebih 11 jam menuju Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. Suasana di dalam pesawat begitu tenang rasa lelah dan antusias bercampur jadi satu. Masing" jamaah larut dalam doa, istirahat, dan akan perjalanan suci yang telah dinanti begitu lama.
Setibanya di Bandara Jeddah, kami menjalani proses imigrasi dan pengambilan bagasi. Meski tubuh terasa lelah setelah perjalanan panjang, semangat tetap terjaga. Kami lalu melanjutkan perjalanan darat dengan bus menuju Kota Madinah -+6 Jam.
Dalam perjalanan menuju Kota Madinah, rasa lelah sempat begitu terasa—tubuh mulai terasa letih, mata mengantuk, dan tenaga terkuras. Namun ketika salah satu muthawwif (pembimbing ibadah) mengumumkan bahwa kami sudah hampir memasuki Kota Madinah, suasana pun berubah drastis.
Hati langsung bergetar, rasa haru menyelimuti, dan air mata tak terbendung.
Capek yang terasa sebelumnya seperti hilang seketika. Perasaan bahagia, syukur, dan semangat luar biasa tiba-tiba tumbuh kembali. Betapa tidak,kota inilah yang dirindukan jutaan umat, Kota Nabi, tempat dimakamkannya Rasulullah SAW.
Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di Madinah dengan selamat.
Sesampainya di Kota Madinah, jamaah langsung diarahkan menuju hotel saya selaku tour leader bersama mutawwif segera membagikan kunci kamar kepada masing-masing jamaah. Setelah itu, para jamaah dipersilakan untuk masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga.dan mempersiapkan diri untuk beribadah di Masjid Nabawi.
Aktivitas Jamaah di Kota Madinah – Ziarah dan Ibadah di Masjid Nabawi
Hari pertama yang penuh haru di Madinah, kami bersama rombongan jamaah melaksanakan sholat berjamaah di Masjid Nabawi. Suasana begitu khusyuk dan penuh ketenangan. Langit malam Madinah yang cerah seakan menjadi saksi rasa syukur dan haru kami bisa menginjakkan kaki di tempat yang begitu mulia.
Hari Kedua di Madinah – Menuju Raudhah, menjadi momen yang sangat dinantikan oleh seluruh rombongan, baik jamaah pria maupun wanita. Sesuai dengan jadwal nusuk yang telah didaftarkan sebelumnya, malam itu kami mendapat kesempatan untuk memasuki Raudhah-tempat yang diyakini sebagai salah satu taman surga di bumi, yang terletak di antara mimbar dan makam Rasulullah SAW.
Dengan penuh keyakinan dan harapan, kami melangkah menuju Raudhah. Hati kami bergetar, setiap langkah terasa begitu dekat dengan Rasulullah. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu. Di tengah keramaian, kami tetap menjaga kekhusyukan, berharap bisa berlama-lama di dekat mimbar Rasulullah SAW, bermunajat dan menyampaikan doa-doa yang selama ini kami simpan dalam hati.
Meski waktu yang diberikan terbatas, setiap detik terasa sangat berharga. Raudhah bukan hanya tempat fisik, tetapi pengalaman spiritual yang menyentuh jiwa-tempat di mana air mata mengalir bukan karena sedih, melainkan karena rindu dan cinta yang mendalam kepada Rasulullah SAW.
Hari Ketiga di Madinah – Ziarah Penuh Makna dan Kebersamaan, Di hari berikutnya, kami bersama rombongan melanjutkan rangkaian ibadah dengan mengikuti kegiatan ziarah di sekitar Kota Madinah. Tujuan pertama kami adalah Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW. Kami melaksanakan sholat dua rakaat di dalamnya, sebagaimana anjuran Nabi, yang pahalanya setara dengan satu kali umrah. Suasana di sekitar masjid begitu tenang, menambah kekhusyukan dalam setiap ibadah yang kami lakukan.
Perjalanan dilanjutkan ke Masjid Qiblatain, masjid bersejarah tempat terjadinya peralihan arah kiblat dari Masjidil Aqsa ke Ka'bah di Mekkah. Kami mendengarkan penjelasan dari pembimbing yang membuat kami semakin memahami makna perjuangan dakwah Rasulullah SAW.
Setelah itu, kami singgah di sebuah kebun kurma. Di sana, para jamaah menikmati waktu santai sambil mencicipi berbagai jenis kurma segar dan berbelanja oleh-oleh untuk keluarga di tanah air. Tawa dan candaan mewarnai suasana, menciptakan kehangatan di antara para anggota rombongan.
Ziarah ditutup dengan kunjungan ke Jabal Uhud, tempat terjadinya salah satu pertempuran besar dalam sejarah Islam. Kami menyempatkan diri untuk berdoa dan mengenang para syuhada yang gugur dalam Perang Uhud, khususnya Sayyidina Hamzah. Di sela-sela momen yang penuh makna itu, kami juga mengabadikan kenangan dengan berfoto bersama rombongan. Di dalam bus, perjalanan terasa hangat dan menyenangkan—penuh canda tawa dan cerita-cerita ringan yang membuat ikatan antarjamaah semakin erat.
Hari Keempat dan Kelima di Madinah – Tetap Semangat Beribadah di Tengah Teriknya Cuaca Memasuki hari keempat dan kelima di Madina, semangat kami untuk beribadah tidak surut sedikit pun. Setiap hari, lima waktu kami upayakan untuk dilaksanakan di Masjid Nabawi, meskipun cuaca terasa semakin panas. Terik matahari menyengat kulit, dan suhu udara terasa begitu menyiksa, namun tidak menghalangi langkah kami untuk tetap menuju masjid dengan penuh harap dan keikhlasan. Kami berjalan bersama rombongan, mengenakan perlengkapan sederhana seperti payung dan botol air, sambil saling menyemangati satu sama lain. Ada rasa haru yang sulit diungkapkan ketika melihat jamaah dari berbagai negara berkumpul dalam satu tujuan yang sama—beribadah di salah satu masjid paling mulia. Suasana Masjid Nabawi tetap sejuk di hati, meskipun panas di luar begitu menyengat. Ketika kami duduk menunggu azan, ada ketenangan yang luar biasa.
Di sela-sela ibadah, kami juga menyempatkan diri untuk berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak doa. Setiap detik di Madinah kami manfaatkan sebaik mungkin, karena kami sadar bahwa waktu di kota suci ini begitu berharga dan tidak akan terulang dengan mudah. Meskipun cuaca menguji fisik kami, hati kami justru semakin kuat. Justru di tengah panas yang luar biasa itu, kami merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah SWT. Ini bukan hanya soal perjalanan fisik, tapi juga perjalanan jiwa dan Madinah memberikan ruang yang sempurna untuk itu.Shaf demi shaf kami isi, duduk berdampingan dalam kekhusyukan, berharap setiap sujud dan doa kami dikabulkan di tempat penuh keberkahan ini.
Hari keenam, Dalam perjalanan ibadah ini diawali dengan semangat yang berbeda. Setelah beberapa hari fokus pada ibadah, pagi ini kami mengikuti ziarah opsional yang telah dijadwalkan oleh pembimbing rombongan. Tujuan kami kali ini adalah dua tempat istimewa: Percetakan Al-Qur’an dan Jabal Magnet.
Sejak pagi, suasana di antara jamaah terasa ceria dan penuh semangat. Meski sebagian dari kami masih lelah, wajah-wajah terlihat berseri. Kami berkumpul di lobi hotel dengan pakaian santai tapi sopan, siap menjelajahi tempat-tempat bersejarah dan penuh hikmah. Bus mulai melaju meninggalkan area hotel, membelah jalanan kota suci dengan pemandangan khas Arab: gurun, dan bangunan-bangunan yang unik.
Yang paling terasa dari hari ini bukan hanya tempat-tempat yang kami kunjungi, tapi juga kebersamaan yang hangat antarjamaah. Saling membantu naik turun bus, saling menawarkan minum, bercanda, dan mengabadikan momen bersama. Meskipun berasal dari daerah yang berbeda, kami merasa seperti satu keluarga besar.
Hari Terakhir di Madinah – Persiapan Menuju Makkah & Miqat di Bir Ali
Pada hari terakhir di Madinah, seluruh jamaah rombongan telah bersiap untuk meninggalkan kota suci ini guna melanjutkan perjalanan menuju Makkah Al-Mukarramah dalam rangka menunaikan ibadah umrah.
Sejak pagi, para jamaah telah mengemas barang bawaan masing-masing. Koper dan perlengkapan pribadi sudah dikumpulkan di kamar masing-masing dan disiapkan untuk proses check-out. Setelah sarapan dan pengecekan akhir oleh ketua rombongan dan tim pembimbing, seluruh peserta turun ke lobi hotel untuk berkumpul.
Sebelum keberangkatan, pembimbing memberikan arahan dan bimbingan mengenai tata cara berihram serta niat umrah. Jamaah juga diingatkan untuk menjaga larangan-larangan ihram sejak dari miqat nanti hingga selesainya umrah.
Bus mulai bergerak meninggalkan kota Madinah menuju Bir Ali (Dzul Hulaifah), yang merupakan lokasi miqat bagi jamaah yang datang dari arah Madinah. Setibanya di Bir Ali, jamaah turun untuk mengambil wudhu, melaksanakan salat sunnah ihram dua rakaat, lalu mengucapkan niat umrah:
"Labbaikallahumma ‘umratan"
Dengan dimulainya talbiyah, maka secara resmi para jamaah telah memasuki ihram dan siap melanjutkan perjalanan menuju Masjidil Haram, Makkah.
Perjalanan dilanjutkan dengan penuh kekhusyukan, lantunan talbiyah terus dikumandangkan selama perjalanan, sebagai tanda dimulainya rangkaian ibadah umrah yang penuh makna.
Perjalanan dari Bir Ali ke Kota Makkah Bersama Rombongan
Setelah menunaikan salat sunnah dan berniat ihram di Miqat Bir Ali, kami semua bersiap memasuki tahap penting dalam perjalanan spiritual ini-menuju Kota Suci Makkah. Waktu menunjukkan sekitar pukul 11 siang ketika bus mulai bergerak meninggalkan Bir Ali. Suasana dalam rombongan begitu hening dan khusyuk, sebagian besar dari kami terus mengumandangkan talbiyah:
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik...
Hati kami penuh harap dan rasa haru. Inilah saat yang telah lama dinantikan. Di sepanjang perjalanan, pemandangan gurun yang luas sejauh mata memandang. Gunung-gunung batu yang kokoh berdiri seakan menjadi saksi perjalanan kami menuju Baitullah.
Kami melewati beberapa pos pemeriksaan dan Sesekali bus berhenti sebentar untuk keperluan istirahat, atau sekadar memberi kesempatan jamaah merenggangkan badan. Udara terasa kering, namun semangat kami tetap terjaga. Rombongan saling menyemangati, saling membantu- kamipun tour Leader membagikan air minum, ada pula yang mengingatkan agar terus bertalbiyah dan menjaga niat.
Waktu berjalan, dan Sekitar pukul 5 sore, kami mulai memasuki kawasan Tanah Haram. Perasaan haru semakin terasa saat papan bertuliskan "Welcome to Makkah" mulai terlihat. Tak sedikit dari kami yang meneteskan air mata, menyadari bahwa kami semakin dekat dengan Ka'bah, rumah Allah yang selama ini hanya kami lihat dari layar televisi dan gambar-gambar.
Ketika bus mulai melambat memasuki pusat kota Makkah, suasana menjadi semakin padat dan ramai. Kami melihat gedung-gedung tinggi, hotel-hotel, dan lampu kota yang mulai menyala. Tak lama kemudian, pandangan kami tertuju pada kubah dan menara Masjidil Haram yang megah. Subhanallah, akhirnya kami sampai.
Bus berhenti di area parkir hotel tempat kami menginap. Meskipun lelah, kami segera bersiap untuk melanjutkan ibadah umrah malam itu juga.
Kegiatan Umrah Pertama dan Kedua di Masjidil Haram Bersama Rombongan
Setelah menempuh perjalanan dari Madinah dan bermalam di Makkah, tibalah saat yang ditunggu-tunggu: menunaikan ibadah umrah untuk pertama kalinya di Masjidil Haram. Rombongan kami terbagi ke dalam dua hotel yang lokasinya cukup berjauhan. Meskipun begitu, semangat untuk beribadah tetap menyatukan kami.
Sejak sore hari, komunikasi antara para jamaah sudah dilakukan untuk memastikan semua siap. Titik kumpul kami ditentukan di area WC 3, salah satu titik yang mudah ditemukan dan strategis di pelataran Masjidil Haram. Dari sanalah kami akan melangkah bersama, memulai ibadah dengan barisan yang rapi dan hati yang penuh keyakinan.
Sesampainya di WC 3, kami saling menyapa, memastikan seluruh anggota rombongan hadir. Suasana terasa penuh semangat. Meski tubuh terasa lelah setelah perjalanan, namun semangat beribadah sungguh luar biasa. Kami berbaris, berjejer rapi, mengikuti pimpinan rombongan sambil terus mengucap talbiyah. Langkah demi langkah dengan tertib, memasuki area Masjidil Haram.
Ketika Ka'bah mulai tampak dari kejauhan, banyak dari kami yang menahan napas terharu, tak percaya akhirnya berada begitu dekat dengan Baitullah. Mata berkaca-kaca, lidah melantunkan doa. Momen ini benar-benar menggugah jiwa.
Setelah itu, kami langsung menuju area tawaf. Dengan tertib dan mengikuti pimpinan rombongan, kami mulai tawaf mengelilingi Kabah sebanyak tujuh putaran. Suara dzikir dan doa tak henti terdengar di antara derap langkah. Meski area cukup padat, namun kami tetap menjaga barisan, saling menjaga dan membantu satu sama lain agar tidak terpisah.
Selesai tawaf, kami mendirikan salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, lalu dilanjutkan dengan meminum air zamzam. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah. Meski kaki mulai terasa berat, terutama bagi yang sudah lanjut usia, namun semangat untuk menuntaskan ibadah ini begitu kuat. Beberapa dari kami bergandengan tangan,dan sesekali saling menyemangati.
Akhirnya, rangkaian umrah kami akhiri dengan tahallul, yaitu memotong rambut sebagai tanda keluar dari ihram. Rasa lega dan syukur menyelimuti hati. Alhamdulillah, umrah pertama berjalan dengan lancar.
Beberapa hari kemudian, kami kembali menunaikan umrah kedua dengan prosedur yang kurang lebih sama. Titik kumpul tetap di WC 3, dan semangat jamaah tetap tinggi. Walau sudah tahu medan, namun setiap umrah selalu membawa rasa haru dan pengalaman spiritual yang berbeda.
Kami sadar, meskipun berasal dari dua hotel yang berbeda, perbedaan jarak dan kenyamanan tidak pernah memecah kebersamaan. Justru di situlah kami belajar arti ukhuwah, saling menunggu, saling bantu, dan berjuang bersama menunaikan ibadah dengan penuh cinta kepada Allah SWT.
Alhamdulillah Tepat Tgl 06 agustus 2025 kami Berangkat Pulang Dengan Selamat
Akhirnya, sekitar pukul 12.00 siang, pesawat kami take off menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Dengan penuh haru, kami berdoa bersama agar perjalanan ini dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah SWT.
Alhamdulillah, setelah mendarat di Bandara Hasanuddin, proses pengambilan bagasi berjalan lancar. Kami pun keluar dari area kedatangan dan langsung disambut oleh tim HMB serta keluarga tercinta
0 Komentar